Subscribe
Add to Technorati Favourites
Add to del.icio.us
05/12/09

Makro Ergonomi

Diposting oleh Ergonomi

Makroergonomi adalah suatu subdisiplin ergonomi yang fokus mengkaji mengenai perancangan sistem kerja (Brian, 2002). Suatu sistem pekerjaan terdiri atas personil yang saling berinteraksi dengan perangkat keras dan lunak. Suatu sistem pekerjaan melibatkan dua atau lebih individu yang bekerja bersama untuk mencapai suatu tujuan umum dalam suatu organisasi. Subdisiplin ergonomi juga berkaitan dengan teknologi yang lain. Makroergonomi telah dikenal sebagai subdisiplin ergonomi yang terkait dengan hubungan manusia, organisasi dan teknologi.

Makroergonomi merupakan sesuatu yang terintegrasi karena mencakup pengetahuan, metode, dan peralatan dari sistem sosio-teknik, psikologi industri, rancang-bangun sistem, ergonomi fisik, dan ergonomi teori. Dalam pelaksanaannya, makroergonomi menghadirkan suatu relung berharga yang tidak satupun dari area ini yang terabaikan. Sebagai ilmu pengetahuan, makro-ergonomi mengarahkan untuk mengembangkan suatu pemahaman sistem pekerjaan, perilaku, atau personil yang saling berinteraksi dengan perangkat keras atau lunak di dalam lingkungan fisik internal, lingkungan eksternal, dan struktur organisasi serta proses agar menjadi lebih baik.

Pendekatan makroergonomi merupakan suatu proses pemecahan yang sistemik yang selanjutnya dilakukan pengkajian secara holistik dan melalui lintas disiplin ilmu serta melakukan pelibatan komponen atau pihak terkait dengan desain. Lebih jelasnya sistemik diartikan semua faktor yang diasumsikan mempengaruhi proses perancangan sistem kerja dan diperkirakan dapat menimbulkan masalah harus diperhitungkan dengan cara memasukkan kaidah ergonomi dalam setiap tahap perancangan desain. Pemecahan masalah dilakukan secara holistik yang menekankan bahwa semua faktor yang terkait atau yang diperkirakan terkait dengan masalah yang ada harus dipecahkan secara proaktif dan menyeluruh. Pendekatan holistik dalam intervensi ergonomi menekankan cara berpikir dan bertindak dalam melakukan perbaikan dengan menggunakan teknologi tepat guna. Penerapan pendekatan holistik memungkinkan terjadinya proses tawar menawar untuk mendapatkan suatu perbaikan kondisi kerja yang memenuhi keenam kriteria teknologi tepat guna dengan risiko dan dampak seminimal mungkin. Pendekatan interdisipliner menekankan bahwa proses pemecahan masalah dalam suatu sistem dibutuhkan para ahli dari berbagai disiplin ilmu.

Selain keterlibatan terkait dengan lintas disiplin ilmu pendekatan makroergonomi juga menggunakan partisipasipan (ergonomi partisipasi). Wilson dan Haines (1998) mendefinisikan ergonomi partisipasi adalah proses perencanaan dan pengendalian dari sejumlah aktivitas yang melibatkan operator dengan pengetahuan dan kemampuan yang memadai dalam mempengaruhi proses dan hasil untuk mencapai tujuan tertentu. Manuaba (1999) menyatakan bahwa ergonomi partisipasi adalah semua yang akan terlibat terhadap pemecahan masalah atau terlaksananya satu gagasan harus dilibatkan sedini mungkin. Sedangkan Nagamachi (1995) menyatakan bahwa ergonomi partisipasi adalah pekerja aktif terlibat dalam mengimplementasikan pengetahuan dan prosedur ergonomi di tempat kerja mereka. Ergonomi partisipasi berawal dari mengorganisasi tim proyek untuk menyelesaikan masalah-masalah ergonomi di tempat kerja. Ergonomi partisipasi menekankan pada pemecahan masalah secara holistik dengan melibatkan semua pihak terkait sedini mungkin dengan melalui proses yang sistematis (Manuaba, 2003).

Partisipasi adalah keikutsertaan pihak terkait dalam sistem yang ada dalam menyelesaikan masalah secara bersama untuk mencapai tujuan tertentu (Adiputra, et al. 1997). Dengan demikian ergonomi partisipasi merupakan proses pemecahan masalah ergonomi dalam suatu sistem dengan melibatkan pihak terkait dari proses perencanaan sampai pada implementasi. Penerapan ergonomi partisipasi terbukti dapat meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja dalam program pelatihan melalui workshop di berbagai negara (Kawakami, et al. 2004). Intervensi ergonomi partisipasi merupakan studi yang cukup berhasil dalam merancang sistem kerja dan cukup efektif dalam mengurangi rasa nyeri serta mengurangi beban kerja pada industri (Laing, et al. 2005). Disamping itu ergonomi partisipasi sangat membantu dalam proses pelatihan pekerja dengan lebih baik dalam upaya meningkatkan produktivitas dan kualitas produk. Beberapa penelitian lain yang cukup berhasil dengan intervensi ergonomi partisipasi diantaranya pada rumah sakit, optimalisasi rotasi kerja pada pekerja pemadam kebakaran, workshop komputer di universitas (Evanof, et al. 1999; Jeppesen, 2003; Robertson, et al. 2002). Disamping metode yang telah disebutkan di atas, dalam makroergonomi juga digunakan beberapa metode lain seperti AHP (Erensal dan Albayrak, 2004). AHP digunakan dalam model pengambilan keputusan dalam makroergonomi.

Adiputra, N., Sutjana, D.P., Widana, K., Manuaba, A., O’Neill. (1997). Participatory Ergonomics in Agriculture, Case Study in Batunya Village Bali, Indonesia. In: Khalid, H.M. editor. Proceeding of 5th SEAES Conference, 6-7 Nov. Kualalumpur: IEA Press. p. 463-467

Brian M. K, (2002). Computer-Aided Macroergonomics for Improved Performance and Safety. Human Factors and Ergonomics in Manufacturing, Wiley Periodicals, Inc. Published online in Wiley InterScience.www.interscience.wiley.com Vol. 12 (3) 307–319

Erensal, Y.C, Albayrak. (2004). Successful Adoption of Macroergonomics in Manufacturing: Using a Multicriteria Decision-Making Methodology-Analytic Hierarchy Process. Human Factors and Ergonomics in Manufacturing. Wiley Periodicals, Inc. Published online in Wiley InterScience.www.interscience.wiley.com vol. 14 (4) 353-377.

Evanof, B. A., Bohr, P. C. and Wolf , L. D. (1999). Effect of a Participatory Ergonomic Team Among Hospital Onderlies. American Journal of Industrial Medicine. 35: 558-365

Jeppesen, H. J. (2003). Participatory Aproaches to Strategy and Research in Shift Work Intervention. Theoretical and Issues in Ergonomic. 4 (3,4): 289 – 301.

Kawakami, T., Kogi, K., Toyoma, N. and Yoshikawa, T. (2004). Participatory Approaches to Improving Safety and Health Under Trade Union Initiative. Industrial Health. 42: 196-206

Laing, A.C., Frazer, B.M, Cole, D.C., Kerr, M.S., Well, R.P. and Norman, R.W. (2005). Study of the effectiveness of a participatory ergonomic intervention in reducing worker pain severity through physical exposure pathways. International journal of ergonomic, 48 (2,2):150-170.

Manuaba, A. (1999). Penerapan Ergonomi Partisipasi dalam Meningkatkan Kinerja Industri. Makalah. Disampaikan pada Seminar Nasional Ergonomi, Reevaluasi Penerapan Ergonomi dalam Meningkatkan Kinerja Industri. Surabaya 23 Nopember.

Manuaba, A. (2003). Penerapan Ergonomi Meningkatkan Produktivitas. Makalah. Denpasar: Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Nagamachi, M. (1995). Requisites and practice of participatory ergonomic. International Journal of Industrial Ergonomics, 15(5): 371-377

Robertson, M. M. Amick, B. C., Hupert, N., Pellerin-Dionne. M., Cha, E. and Katz, J. N. 2002. Effect of a Participatory Computer Workshop for University Student: A Pilot Intervention to Present disability in Tomorrow’s Workers. Scan J Work Environ Health. USA: IOS Press. p. 305-314.

0 komentar:

Posting Komentar